Byur byur byur suara air yang digunakan para santri untuk mandi. Setiap
didepan pintu sudah ada gayung-gayung dan peralatan mandi yang sedang
mengantri berurutan. Aku yang baru saja masuk dan
mengenal dunia pesantren merasa janggal dengan kebiasaaan ini,.
“Neng zahra,apakah para santri disini harus membeli tiket dahulu untuk
masuk dalam kamar mandi,kenapa kok banyak gayung berjajaran didepan pintu kamar
mandi?”ujarku seraya
kebingungan.
” Hehehe..begini
lo dek ani ,setiap santri itu harus wajib mengantri,bukan karna ada tiket atau
beli sembako!tapi ya biar santri satu dengan santri yang lainnya itu tidak
berebutan dan disini kita secara tidak langsung bisa melatih diri kita untuk
bersabar dalam menunggu loo!”jelas neng zahra kepadaku.
”hmbb...tapi disini terasa beda sekali neng,tidak seperti dirumah yang
mandi saja tidak usah pakai acara ngantri dan lain sebagainya.dan menurutku ini
kebiasaan yang aneh!”jawabku.
”maka dari itu dek,mungkin kamu belum terbiasa disini dan orang tuamu
menitipkanmu dipesantren ini kan tujuannya agar kamu bisa lebih mandiri lagi
dalam menghadapi segala sesuatu,apapun itu!”jelas neng Zahra seraya memberi
nasihat.
“hemm..iya neng,aku faham apa makksud dari orang tuaku, la trus itu
kenapa kok Cuma ada gayung-gayung yang
bertuliskan nama dan kamarnya saja yang mengantri?tanyaku kebingungan.
“oh itu toh (sambil melihat kearah kamar mandi)Santri itu juga harus
pandai memanfaatkan waktu yang kosong karena jadwal pondok yang terlalu padat,biasanya gayungnya yang
ngantri orangnya nunggu sambil nyuci,ada yang nambah hafalan nadzom,ada juga
yang nunggu sambil tidur, ya sudah ayo bersiap untuk pergi mengaji kitab di
aula,Nanti waktunya ustad Ozi putra dari pak kyai disini! ”ujar neng zahra.
Para santripun dengan semangat bersiap-siap, “eh ini kan bajuku!”ujarku
kepada mbak nisa salah satu santri dikamar.
”pinjam dek,milikmu milikku dan milikku milikmu,itu kebisaan santri
disini!jawabnya.
”hemmb oke.!”ucapku sedikit kesal.
`Mbak..mbak ayo cepat keluar, gerbang pondok lima menit lagi akan segera
ditutup,jika kalian telat masuk keaula akan dikenakan sanksi!”teriak ketua
pondok.semua santri sudah bersiap pergi ,berjalan anggun dan sopan.
”eh..eh.eh kenapa berhenti mbak?”ucap para santri baru.
“ada ustad ozi yang mau lewat
menuju aula!”ucap santri lain. para santri yang ketika itu berjalan bergerombolan
langsung menghentikan jalannya dan
menundukkan pandangannya menunggu sampai ustad ozi pergi.
Para santri yang sudah berada didalam aula langsung menempatkan diri
untuk duduk dan sambil menunggu ustad ozi masuk kedalam aula, para santri
menyempatkan waktu untuk lalaran kitab aqidatul awwam secara bersama,yaitu
membaca kitab yang akan dipelajari.beberapa menit kemudian ustad ozi memulai
ngaji kitab tersebut.Dengan jelas penjelasan yang diberikan ustad ozi,para
santri sangat fokus memahami apa yang disampaikan ustad ozi, suasana hening
membuatku semakin bosan.
”hehehe..rasa ngantuk hilang jika yang mengajar ustad ozi!”ucap neng
zahra dengan tersipu malu.aku yang merasa hening dan bosan serta belum mengerti
tatacara nyantri memilih untuk tidur pulas saat diberi penjelasan ustad ozi.
“Mbak..mbak
bangun ini waktunya ngaji bukan tidur!”ujar ustad ozi dengan nada sedikit geram.
“ Huaah...ngantuk
ustad(samar-samar melihat beliau) as..Astagfirullah,maaf ustad saya
ketiduran,suasananya hening sih!”ucapku merasa tidak bersalah.seketika itu
sorotan mata para santri langsung menuju kepadaku semua. ” Apaan sih lihat-lihat,namanya juga ngantuk,seperti tidak
pernah lihat orang tidur saja!”ujarku dalam hati.
“Cepat berdiri! dan silahkan ambil wudhu,agar ngantuknya hilang”perintah
ustad ozi kepadaku.aku pun langsung berdiri dan pergi
“YaAllah..disini tidak enak
sekali, baru tidur aja sudah disorotin banyak orang,bersikap biasa tidak bisa
apa!”ucapku dengan nada mengeluh dan sedikit kesal. Kricik..kricik..kricik suara air keran yang mengalir untukku
mengambil wudhu,.Nah..loh..yah, ini sandal punya siapa yang aku
pakai,heemm..mungkin punya santri lain.
”mbak..mbak aku pinjem sandalnya ya,hehehe untung aman!teriakku didalam
tempat wudhuan sambil tertawa.
Salam dan izinku untuk kembali masuk kedalam aula dan langsung duduk
ditempat semula sambil memperhatikan penjelasan dari ustad ozi. Beberapa waktu
kemudian ustad ozi mengakhiri penjelasan
yang telah disampaikan.
”baik,mbak..mbak pelajaran kali ini ustad tutup dengan bacaan ummul
qur’an semoga bermanfaat,al-fatihah..!” Ustad
ozi pun langsung keluar “mas tahu sandal saya disini tidak?”tanya ustad ozi
kepada santri putra sambil mencari sandalnya.
”mboten ustad,njenengan pakai sandal saya saja!”ucap santri putra kepada
ustad ozi sambil memberikan sandalnya.
”tidak usah mas,sepertinya disana sandal saya!jawab ustad ozi. Santri
putra tersebut langsung mengambilkan sandal beliau tanpa disuruh dan
menyerahkannya.”Alhamdulillah ketemu juga,tapi kok sandal saya berada dikumpulan
sandal santri putri ya!”ucap ustad ozi.
“enggih ustad, nanti biar saya sampaikan kepada ketua pondok putra dan
putri bahwa tadi ada salah satu anak yang menghasab.”santri putra tersebut
langsung pergi kekantor untuk menginformasikan bahwa semua santri disuruh
berkumpul dalam halaman depan pondok.para santripun langsung pergi berkumpul
dihalaman dan didepan mereka sudah ada ustad ozi serta ketua pondok putra dan
ketua pondok putri.
”assalamualaikum,sebelumnya saya mohon maaf mengganggu aktifitas kalian
semua, saya disini hanya ingin menyampaikan bahwa tadi ada salah satu santri
baik putra atau putri yang tidak sengaja memakai sandal ustad ozi,disini saya
meminta kesadarannya untuk maju kedepan dan mengakui kesalahannya!”jelas ketua pondok santri putra
kepada semua santri.dan tiba-tiba ada dua santri putri yang memberanikan diri maju
kedepan untuk mengakui kesalahannya,pandangan semua para santri menuju
kepadanya suara bergeming ingin tahu siapa dia yang berani menghasab sandal
kyai.
“maafkan saya
ustad, saya tidak tahu kalau sandal itu milik ustad!”ujar salah satu santri
sambil menahan malu.
”maafkan saya juga ustad bahwa tadi saya tidak sengaja memakai sandal
salah satu santri disini.”ucapku dengan menundukkan pandangan.
”jadi ini ada dua santri ya yang berani melanggar peraturan dipesantren
ini,sampean tahu kan bahwa disini dilarang keras ghasab,dan ghasab sama halnya
seperti kalian mengambil barang orang lain tanpa meminta izin terlebih
dahulu,untuk semua para santri kejadian ini memang terlihat sepele tapi jika
dibiasakan akan merugikan pihak lain,mungkin terlihat biasa saja tapi apakah
kalian tahu bahwa ini juga banyak madzaratnya,seperti membuat kecewa pihak yang
dighasab atau membuat resah pemilik barang tersebut,masalah ini saya serahkan
kepada ketua pondok putri untuk diberi teguran dan arahan!”jelas ustad ozi
didepan santri.
”baik..saya ambil alih kembali, dimohon para santri untuk kembali
kepesantren,wassalamualaikum!”ujar ketua pondok putra.para santripun kembali
kepondok dan melanjutkan aktifitas yang telah dijadwalkan oleh pesantren,.
”Assalamualaikum!”ucap ketua pondok putri yang berdiri didepan pintu
salah satu kamar santri.
”waalaikumussalam,silahkan masuk neng!”jawab ketua kamar.
”disini saya mau memanggil dek ani untuk melanjut tindaki masalah
tadi!”tanya ketua pondok didalam kamar.
”iya neng saya panggilkan,dek ani lagi antri nyuci tadi dibelakang!”jawab
neng zahra.
”tolong kamu sampaikan saya tunggu dikantor pesantren sekarang,wassalamualaikum!”ucap
ketua pondok.
Neng zahra langsung izin kebelakang mencari dek ani untuk menghadap ketua
pondok yang menunggunya dikantor.
“dek ani kamu dicari ketua pondok untuk menghadapnya dikantor
sekarang!”ucap neng zahra.
”hemm..ada apa lagi ya neng? Aku takut,kenapa kok masih saja diperpanjang,
kan aku sudah meminta maaf tadi,!”jawabku dengan nada lemah.
”tidak usah takut, temui saja dulu nanti diberi arahan Insyallah!ucap neng
zahra memberiku semangat.
Aku yang saat itu ketakutan memberanikan diri untuk menemui ketua pondok
“As..As..Assalamualaikum!”ucapku.hemm rasanya seperti menghadap malaikat maut
saja!”ucapku dalam hati.
”waalaikumussalam,silahkan masuk dek,tidak usah takut,disini ada teman
kamu juga. Sayapun langsung masuk dan duduk diantara pengurus-pengurus pondok
bersama salah satu santri yang melakukan kesalahan sama
sepertiku,.”dek..mungkin kalian belum sepenuhnya tahu tentang peraturan dan
sanksi dipesantren ini,maka dari itu saya sebagai ketua pondok akan menjelaskan
semua peraturan yang telah disepakati beserta sanksinya,saya juga akan bersikap
tegas untuk memberi arahan kepada kalian seperti halnya tadi saya diutus oleh
uustad ozi bahwa masalah ini akan diberikan sanksi sesuai kesepakatan para
santri disini.
”neng tolong ampuni kami,kami tidak akan mengulanginya lagi!ucapku dan
salah satu santri sambil menangis.
”maaf dek pengurus-pengurus disini tidak bisa membantah apa yang telah diperintah oleh bapak
kyai termasuk ustad ozi. Kalian akan diberikan ta’ziran berupa memakai jilbab
berwarna hijau muda yang berlogo TA’ZIRAn,jilbab itu adalah tanda bahwa kalian
telah melanggar suatu peraturan dan kalian harus membersihkan kamar mandi serta
membuangkan sampah setiap kamar selama satu minggu. Sanksi ini dilakukan mulai sekarang!”jelas
ketua pondok sambil memberikan jilbab Ta’ziran.
Aku yang merasa
terkekang dan dipermalukan tidak tahan berada dipondok yang seperti
itu,pikiranku mulai terganggu dan ingin segera pulang, aku memandangi sebuah
gerbang yang membuka lebar,pikiranku semakin tidak terkontrol,berjalan
mendekati gerbang perlahan-lahan aku menjangkahkan kakiku,air mataku sudah
tidak tertahan lagi,”satu langkah lagi aku akan keluar dari penjara ini,ya satu
langkah lagi aku akan bebas dari sanksi ini!ucapku perlahan sambil mengusap air
mata.
Braaaaakkk suara gerbang
pondok langsung ditutup oleh satpam yang berjaga didekat gerbang,”kamu mau
kemana, jangan coba-coba lari dari sini,cepat kembali ke kamarmu atau akan saya
laporkan kepengurus pondok!”ucap satpam dengan sedikit geram.
“tapi aku ingin pulang
pak,aku tidak betah berada ditempat yang penuh aturan ini!”jawabkudengan keras
dan meneteskan air mata.
“Ada apa ini pak? Dek
aini kenapa kamu menangis dan berada disini!”Tanya neng Zahra yang saat itu
melihatku didepan gerbang.
“ayo masuk kita
bicarakan masalah ini didalam kamar!”ujar salah satu santri. Akupun didekap
oleh neng Zahra sambil berjalan menuju kamar, aku menceritakan semua kejadian
yang telah terjadi,.
“oh ini kah penyebabnya
kamu tidak betah didalam pesantren ini, ingat dek diluar sana banyak orang yang
mendapat musibah yang lebih berat dari kita, kita harus yakin bahwa kita adalah
santri yang kuat, santri yang tidak pernah membuat kecewa pak kyai dek!”jelas
neng Zahra memberiku motivasi.
“tapi aku melanggar
peraturan disini neng,aku ghasab sandal disini dan membuat ustad ozi ghadab
kepadaku,aku sangat malu neng!”jawabku dengan tersedu-sedu.
“lihatlah dek indah
temanmu yang tetap tangguh memikul
bebannya,dia juga melakukan kesalahan yang sama.tapi dia tidak mengeluh
sedikitpun dan dia menjalani cobaannya dengan penuh kegembiran,dia tidak malu
memakai jilbab ta’ziran itu,kamu seharusnya bisa mencontoh dia dek aini!”jelas
neng Zahra.
”tapi aku tidak bisa seperti
indah neng,mungkin dia sudah terbiasa,sedangkan aku tidak pernah mengenal dunia
pesantren sama sekali!” jelasku.
“apakah kamu tahu cerita
kyai Abdurrahman wahid ketika berada dipesantren,waktu itu beliau mengajak
empat teman kamarnya untuk makan ikan, temannya sempat heran karna terbilang
heran dan waktu sudah malam,tapi yang namanya gusdur bisa saja meyakinkan
mereka,teman-temanya pun mengikuti apa yang telah dikatakan gusdur, mereka
disuruh mengambil ikan di kolam pak kyai, teman-temannya sempat protes karna
khawatir ketahuan pak kyai, gusdur berhasil meyakinkan mereka lagi, gusdur
berperan mengawasi kondisi dan situasi sedangkan temannya menangkap ikan. Tepat
pukul duabelas malam pak kyai keluar dari kediaman beliau untuk memimpin
mujahadah dan sholat malam,beliau mendengar suara riuh santri putra serta suara
air, beliau memandang dengar samar-samar dan melihat gusdur ada didekat kolam,
“kenapa gusdur berada
didekat kolam dan kenapa ada ember berisi ikan berada didekat kakinya?”Tanya
pak kyai.
“tadi ada orang yang
mencuri ikan dan saya yang mengagalkannya pak kyai ini buktinya ember dan ikan
yang ada didekat kaki saya!jawab gusdur. Mendengar jawabban itu pak kyai
memberikan ikan tersebut untuk gusdur, teman-temanya sempat protes karna gusdur
sebagai otak pencurian tetapi tidak mau mengakui justru menuduh temannya.
Gusdur hanya menjawab kalian ingin makan ikan tidak,ini sudah halal karna pak
kyai memberikannya? Teman-temannya kemudian memasak ikan tersebut. Nah disini
kita bisa ambil hikmahnya dek aini, bahwa setiap apa-apa yang berawal dari
kegaduhan tidak selalu buruk, jalani saja proses kegaduhan ini yang penting
nanti dilihat dari hasilnya kalau baik kembalinya juga ke kamu dek, dan kenapa
kok pak kyai menindak lanjuti masalah ini, karna pak kyai tidak mau kamu
menjadi santri yang memakai barang tidak izin terlebih dahulu kepada sang
pemilik, ayo bangkitkan lagi semangatmu untuk menjadi santri yang dijunjnug
tinggi seperti halnya kyai Abdurrahman wahid .
Kini aku mulai tenang
setelah mendengar nasihat neng Zahra yang menurutku ada benarnya. Aku harus
ikhlas menjalani kehidupan pesantren toh ini juga untuk kebaikanku. Bibirku
mulai mengembangkan senyum, ku tatap langit cerah di atas pesatren dengan hati
nyaman…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar