Selasa, 20 November 2018

NGANTRI SANTRI,GHOSOP GHADAB

Byur byur byur suara air yang digunakan para santri untuk mandi. Setiap didepan pintu sudah ada gayung-gayung dan peralatan mandi yang sedang mengantri  berurutan. Aku yang  baru saja masuk dan mengenal dunia pesantren merasa janggal dengan kebiasaaan ini,.
“Neng zahra,apakah para santri disini harus membeli tiket dahulu untuk masuk dalam kamar mandi,kenapa kok banyak gayung berjajaran didepan pintu kamar mandi?”ujarku seraya kebingungan.
Hehehe..begini lo dek ani ,setiap santri itu harus wajib mengantri,bukan karna ada tiket atau beli sembako!tapi ya biar santri satu dengan santri yang lainnya itu tidak berebutan dan disini kita secara tidak langsung bisa melatih diri kita untuk bersabar dalam menunggu loo!”jelas neng zahra kepadaku.
”hmbb...tapi disini terasa beda sekali neng,tidak seperti dirumah yang mandi saja tidak usah pakai acara ngantri dan lain sebagainya.dan menurutku ini kebiasaan yang aneh!”jawabku.
”maka dari itu dek,mungkin kamu belum terbiasa disini dan orang tuamu menitipkanmu dipesantren ini kan tujuannya agar kamu bisa lebih mandiri lagi dalam menghadapi segala sesuatu,apapun itu!”jelas neng Zahra seraya memberi nasihat.
“hemm..iya neng,aku faham apa makksud dari orang tuaku, la trus itu kenapa kok Cuma ada gayung-gayung  yang bertuliskan nama dan kamarnya saja yang mengantri?tanyaku kebingungan.
“oh itu toh (sambil melihat kearah kamar mandi)Santri itu juga harus pandai memanfaatkan waktu yang kosong karena jadwal pondok yang terlalu padat,biasanya gayungnya yang ngantri orangnya nunggu sambil nyuci,ada yang nambah hafalan nadzom,ada juga yang nunggu sambil tidur, ya sudah ayo bersiap untuk pergi mengaji kitab di aula,Nanti waktunya ustad Ozi putra dari pak kyai disini! ”ujar neng zahra.
Para santripun dengan semangat bersiap-siap, “eh ini kan bajuku!”ujarku kepada mbak nisa salah satu santri dikamar.
”pinjam dek,milikmu milikku dan milikku milikmu,itu kebisaan santri disini!jawabnya.
”hemmb oke.!”ucapku sedikit kesal.
`Mbak..mbak ayo cepat keluar, gerbang pondok lima menit lagi akan segera ditutup,jika kalian telat masuk keaula akan dikenakan sanksi!”teriak ketua pondok.semua santri sudah bersiap pergi ,berjalan anggun dan sopan.
”eh..eh.eh kenapa berhenti mbak?”ucap para santri baru.
 “ada ustad ozi yang mau lewat menuju aula!”ucap santri lain. para santri yang ketika itu berjalan bergerombolan langsung menghentikan jalannya dan  menundukkan pandangannya menunggu sampai ustad ozi pergi.
Para santri yang sudah berada didalam aula langsung menempatkan diri untuk duduk dan sambil menunggu ustad ozi masuk kedalam aula, para santri menyempatkan waktu untuk lalaran kitab aqidatul awwam secara bersama,yaitu membaca kitab yang akan dipelajari.beberapa menit kemudian ustad ozi memulai ngaji kitab tersebut.Dengan jelas penjelasan yang diberikan ustad ozi,para santri sangat fokus memahami apa yang disampaikan ustad ozi, suasana hening membuatku semakin bosan.
”hehehe..rasa ngantuk hilang jika yang mengajar ustad ozi!”ucap neng zahra dengan tersipu malu.aku yang merasa hening dan bosan serta belum mengerti tatacara nyantri memilih untuk tidur pulas saat diberi penjelasan ustad ozi.
Mbak..mbak bangun ini waktunya ngaji bukan tidur!”ujar ustad ozi dengan nada sedikit geram.
Huaah...ngantuk ustad(samar-samar melihat beliau) as..Astagfirullah,maaf ustad saya ketiduran,suasananya hening sih!”ucapku merasa tidak bersalah.seketika itu sorotan mata para santri langsung menuju kepadaku semua. ” Apaan sih lihat-lihat,namanya juga ngantuk,seperti tidak pernah lihat orang tidur saja!”ujarku dalam hati.
“Cepat berdiri! dan silahkan ambil wudhu,agar ngantuknya hilang”perintah ustad ozi kepadaku.aku pun langsung berdiri dan pergi
 “YaAllah..disini tidak enak sekali, baru tidur aja sudah disorotin banyak orang,bersikap biasa tidak bisa apa!”ucapku dengan nada mengeluh dan sedikit kesal. Kricik..kricik..kricik  suara air keran yang mengalir untukku mengambil wudhu,.Nah..loh..yah, ini sandal punya siapa yang aku pakai,heemm..mungkin punya santri lain.
”mbak..mbak aku pinjem sandalnya ya,hehehe untung aman!teriakku didalam tempat wudhuan sambil tertawa. Salam dan izinku untuk kembali masuk kedalam aula dan langsung duduk ditempat semula sambil memperhatikan penjelasan dari ustad ozi. Beberapa waktu kemudian ustad ozi  mengakhiri penjelasan yang telah disampaikan.
”baik,mbak..mbak pelajaran kali ini ustad tutup dengan bacaan ummul qur’an semoga bermanfaat,al-fatihah..!” Ustad ozi pun langsung keluar “mas tahu sandal saya disini tidak?”tanya ustad ozi kepada santri putra sambil mencari sandalnya.
”mboten ustad,njenengan pakai sandal saya saja!”ucap santri putra kepada ustad ozi sambil memberikan sandalnya.
”tidak usah mas,sepertinya disana sandal saya!jawab ustad ozi. Santri putra tersebut langsung mengambilkan sandal beliau tanpa disuruh dan menyerahkannya.”Alhamdulillah ketemu juga,tapi kok sandal saya berada dikumpulan sandal santri putri ya!”ucap ustad ozi.
“enggih ustad, nanti biar saya sampaikan kepada ketua pondok putra dan putri bahwa tadi ada salah satu anak yang menghasab.”santri putra tersebut langsung pergi kekantor untuk menginformasikan bahwa semua santri disuruh berkumpul dalam halaman depan pondok.para santripun langsung pergi berkumpul dihalaman dan didepan mereka sudah ada ustad ozi serta ketua pondok putra dan ketua pondok putri.
”assalamualaikum,sebelumnya saya mohon maaf mengganggu aktifitas kalian semua, saya disini hanya ingin menyampaikan bahwa tadi ada salah satu santri baik putra atau putri yang tidak sengaja memakai sandal ustad ozi,disini saya meminta kesadarannya untuk maju kedepan dan mengakui kesalahannya!”jelas ketua pondok santri putra kepada semua santri.dan tiba-tiba ada dua santri putri yang memberanikan diri maju kedepan untuk mengakui kesalahannya,pandangan semua para santri menuju kepadanya suara bergeming ingin tahu siapa dia yang berani menghasab sandal kyai.
maafkan saya ustad, saya tidak tahu kalau sandal itu milik ustad!”ujar salah satu santri sambil menahan malu.
”maafkan saya juga ustad bahwa tadi saya tidak sengaja memakai sandal salah satu santri disini.”ucapku dengan menundukkan pandangan.
”jadi ini ada dua santri ya yang berani melanggar peraturan dipesantren ini,sampean tahu kan bahwa disini dilarang keras ghasab,dan ghasab sama halnya seperti kalian mengambil barang orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu,untuk semua para santri kejadian ini memang terlihat sepele tapi jika dibiasakan akan merugikan pihak lain,mungkin terlihat biasa saja tapi apakah kalian tahu bahwa ini juga banyak madzaratnya,seperti membuat kecewa pihak yang dighasab atau membuat resah pemilik barang tersebut,masalah ini saya serahkan kepada ketua pondok putri untuk diberi teguran dan arahan!”jelas ustad ozi didepan santri.
”baik..saya ambil alih kembali, dimohon para santri untuk kembali kepesantren,wassalamualaikum!”ujar ketua pondok putra.para santripun kembali kepondok dan melanjutkan aktifitas yang telah dijadwalkan oleh pesantren,.
”Assalamualaikum!”ucap ketua pondok putri yang berdiri didepan pintu salah satu kamar santri.
”waalaikumussalam,silahkan masuk neng!”jawab ketua kamar.
”disini saya mau memanggil dek ani untuk melanjut tindaki masalah tadi!”tanya ketua pondok didalam kamar.
”iya neng saya panggilkan,dek ani lagi antri nyuci tadi dibelakang!”jawab neng zahra.
”tolong kamu sampaikan saya tunggu dikantor pesantren sekarang,wassalamualaikum!”ucap ketua pondok.
Neng zahra langsung izin kebelakang mencari dek ani untuk menghadap ketua pondok yang menunggunya dikantor. “dek ani kamu dicari ketua pondok untuk menghadapnya dikantor sekarang!”ucap neng zahra.
”hemm..ada apa lagi ya neng? Aku takut,kenapa kok masih saja diperpanjang, kan aku sudah meminta maaf tadi,!”jawabku dengan nada lemah.
”tidak usah takut, temui saja dulu nanti diberi arahan Insyallah!ucap neng zahra memberiku semangat.
Aku yang saat itu ketakutan memberanikan diri untuk menemui ketua pondok “As..As..Assalamualaikum!”ucapku.hemm rasanya seperti menghadap malaikat maut saja!”ucapku dalam hati.
”waalaikumussalam,silahkan masuk dek,tidak usah takut,disini ada teman kamu juga. Sayapun langsung masuk dan duduk diantara pengurus-pengurus pondok bersama salah satu santri yang melakukan kesalahan sama sepertiku,.”dek..mungkin kalian belum sepenuhnya tahu tentang peraturan dan sanksi dipesantren ini,maka dari itu saya sebagai ketua pondok akan menjelaskan semua peraturan yang telah disepakati beserta sanksinya,saya juga akan bersikap tegas untuk memberi arahan kepada kalian seperti halnya tadi saya diutus oleh uustad ozi bahwa masalah ini akan diberikan sanksi sesuai kesepakatan para santri disini.
”neng tolong ampuni kami,kami tidak akan mengulanginya lagi!ucapku dan salah satu santri sambil menangis.
”maaf dek pengurus-pengurus disini tidak bisa membantah apa yang telah diperintah oleh bapak kyai termasuk ustad ozi. Kalian akan diberikan ta’ziran berupa memakai jilbab berwarna hijau muda yang berlogo TA’ZIRAn,jilbab itu adalah tanda bahwa kalian telah melanggar suatu peraturan dan kalian harus membersihkan kamar mandi serta membuangkan sampah setiap kamar selama satu minggu. Sanksi ini dilakukan mulai sekarang!”jelas ketua pondok sambil memberikan jilbab Ta’ziran.
Aku yang merasa terkekang dan dipermalukan tidak tahan berada dipondok yang seperti itu,pikiranku mulai terganggu dan ingin segera pulang, aku memandangi sebuah gerbang yang membuka lebar,pikiranku semakin tidak terkontrol,berjalan mendekati gerbang perlahan-lahan aku menjangkahkan kakiku,air mataku sudah tidak tertahan lagi,”satu langkah lagi aku akan keluar dari penjara ini,ya satu langkah lagi aku akan bebas dari sanksi ini!ucapku perlahan sambil mengusap air mata.
Braaaaakkk suara gerbang pondok langsung ditutup oleh satpam yang berjaga didekat gerbang,”kamu mau kemana, jangan coba-coba lari dari sini,cepat kembali ke kamarmu atau akan saya laporkan kepengurus pondok!”ucap satpam dengan sedikit geram.
“tapi aku ingin pulang pak,aku tidak betah berada ditempat yang penuh aturan ini!”jawabkudengan keras dan meneteskan air mata.
“Ada apa ini pak? Dek aini kenapa kamu menangis dan berada disini!”Tanya neng Zahra yang saat itu melihatku didepan gerbang.
“ayo masuk kita bicarakan masalah ini didalam kamar!”ujar salah satu santri. Akupun didekap oleh neng Zahra sambil berjalan menuju kamar, aku menceritakan semua kejadian yang telah terjadi,.
“oh ini kah penyebabnya kamu tidak betah didalam pesantren ini, ingat dek diluar sana banyak orang yang mendapat musibah yang lebih berat dari kita, kita harus yakin bahwa kita adalah santri yang kuat, santri yang tidak pernah membuat kecewa pak kyai dek!”jelas neng Zahra memberiku motivasi.
“tapi aku melanggar peraturan disini neng,aku ghasab sandal disini dan membuat ustad ozi ghadab kepadaku,aku sangat malu neng!”jawabku dengan tersedu-sedu.
“lihatlah dek indah temanmu  yang tetap tangguh memikul bebannya,dia juga melakukan kesalahan yang sama.tapi dia tidak mengeluh sedikitpun dan dia menjalani cobaannya dengan penuh kegembiran,dia tidak malu memakai jilbab ta’ziran itu,kamu seharusnya bisa mencontoh dia dek aini!”jelas neng Zahra.
”tapi aku tidak bisa seperti indah neng,mungkin dia sudah terbiasa,sedangkan aku tidak pernah mengenal dunia pesantren sama sekali!” jelasku.
“apakah kamu tahu cerita kyai Abdurrahman wahid ketika berada dipesantren,waktu itu beliau mengajak empat teman kamarnya untuk makan ikan, temannya sempat heran karna terbilang heran dan waktu sudah malam,tapi yang namanya gusdur bisa saja meyakinkan mereka,teman-temanya pun mengikuti apa yang telah dikatakan gusdur, mereka disuruh mengambil ikan di kolam pak kyai, teman-temannya sempat protes karna khawatir ketahuan pak kyai, gusdur berhasil meyakinkan mereka lagi, gusdur berperan mengawasi kondisi dan situasi sedangkan temannya menangkap ikan. Tepat pukul duabelas malam pak kyai keluar dari kediaman beliau untuk memimpin mujahadah dan sholat malam,beliau mendengar suara riuh santri putra serta suara air, beliau memandang dengar samar-samar dan melihat gusdur ada didekat kolam,
“kenapa gusdur berada didekat kolam dan kenapa ada ember berisi ikan berada didekat kakinya?”Tanya pak kyai.
“tadi ada orang yang mencuri ikan dan saya yang mengagalkannya pak kyai ini buktinya ember dan ikan yang ada didekat kaki saya!jawab gusdur. Mendengar jawabban itu pak kyai memberikan ikan tersebut untuk gusdur, teman-temanya sempat protes karna gusdur sebagai otak pencurian tetapi tidak mau mengakui justru menuduh temannya. Gusdur hanya menjawab kalian ingin makan ikan tidak,ini sudah halal karna pak kyai memberikannya? Teman-temannya kemudian memasak ikan tersebut. Nah disini kita bisa ambil hikmahnya dek aini, bahwa setiap apa-apa yang berawal dari kegaduhan tidak selalu buruk, jalani saja proses kegaduhan ini yang penting nanti dilihat dari hasilnya kalau baik kembalinya juga ke kamu dek, dan kenapa kok pak kyai menindak lanjuti masalah ini, karna pak kyai tidak mau kamu menjadi santri yang memakai barang tidak izin terlebih dahulu kepada sang pemilik, ayo bangkitkan lagi semangatmu untuk menjadi santri yang dijunjnug tinggi seperti halnya kyai Abdurrahman wahid .
Kini aku mulai tenang setelah mendengar nasihat neng Zahra yang menurutku ada benarnya. Aku harus ikhlas menjalani kehidupan pesantren toh ini juga untuk kebaikanku. Bibirku mulai mengembangkan senyum, ku tatap langit cerah di atas pesatren dengan hati nyaman…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar